pesantrendigital | September 22, 2020 |
Langit tercipta dengan tujuh lapis dan dari langit turunlah hujan yang membasahi bumi lalu menumbuhkan tanah yang gersang. Begitu juga harapan yang tersemat pada Pesantren Digital bagi umat. Semoga selalu menebar manfaat dan menumbuhkan harapan.
Hingga kini sudah pada tahap yang ke tujuh Pesatren digital mengadakan acara NGOVID-B19. Ngobrol Virtual, Inspirasi Dakwah bersama 19 Tokoh Inspiratif, Selebritis dan Pelaku Bisnis.
Pukul 10.20 pembacaan Al Quran dilantunkan oleh Muhammad Alqud Assyauki. Acara berlanjut dengan Mas Oman yang menjadi moderator untuk memandu acara Ngovid-B19 dengan dua narasumber yaitu Braderkay, Founder Grades, pakar branding dimana clientsnya sudah sampai pada tahapan brand internasional.
Pembicara kedua yaitu Ricky Hartono Putra, seorang pebisnis muda, dimana beliau adalah CEO dari Ricky Mall di NTB. Bisnis lainnya pun mencakup telekomunikasi, kuliner, properti, peternakan.
Sebagai pemateri pertama, Braderkay langsung dengan lugas menyatakan bahwa beliau bukan pakar, beliau hanya praktisi di bidang merek dan branding. Kini dia dan kawan kawannya di Jember sedang berusaha untuk membangun branding di era pandemic.
Berdasarkan pengalaman di dunia maya dan online, saat sesi konsultasi di instagram dimana kebanyakan saya adakan dengan gratis, kebanyakan selama ini kawan kawan bingung masalah branding itu di masalah biaya.
Branding tentang umum, berkaitan dengan promosi, biaya, dan lain lain. Disana ada kesalahpahaman atau ketidakbenaran. Selama ini teman terfokus pada mengenai pengeluaran biaya yang sudah dilakukan untuk mempromosikan. Padahal tidak semua branding yang dilakukan mengeluarkan biaya, tapi bagaimana kita kreatif melakukannya.
Disinilah kami memberi solusi terkait biaya. Bahwa banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir biaya. Dulu ada gerilya marketing, itu yang paling sederhana dan yang paling murah.
Biasanya ada efek domino, mereka bantu mempromosikan. Saat ini ada yang bisa kita lakukan dalam hal cara branding yang sederhana yaitu sebagai berikut. Maka disini akan menjadi proses branding, yaitu mengenalkan apa yang kita punyai atau apa yang kita miliki.
1. Bantu promosi teman, misal jika ada teman punya barang, maka kita bantu mempromosikan. Dengan begitu biasanya akan ada kembali efek domino, dan mereka juga ikut mempromosikan.
2. Branding secara spiritual atau melakukan spiritual branding. Contoh sederhanya, kita punya tim desain namanya Fulare. Spritual branding yang dilakukan Fulare adalah dengan membuatkan branding atau logo untuk UMKM secara gratis.
Tahap pertama ada 7 logo untuk UMKM yang kita buatkan secara gratis. Dan efeknya luar biasa, banyak orang yang datang dan mereka itu kepo akan Fulare dan akhirnya mereka menjadi client. Artinya adalah, dengan kita membantu pihak lain, tentu ini tidak mengeluarkan biaya.
Efeknya adalah mendatangkan client dimana jika dihitung, pemasukannya bisa mengcover untuk tahap pertama dimana ada biaya yang lost.
3. Optimasi di social media, dimana itu merebrand dengan chanel chanel yang kita punya di social media. Kemaren saya sempat me-rebranding Instagram. Melalui instagram, orang orang banyak yang paham saya ini adalah seorang illustrator. Akhirnya disinilah orang orang yang berinterkasi pada kami memang orang orang yang membutuhkan jasa brand.
Disinilah ada proses dimana saya merebrand instagram untuk promote kegiatan, efeknya adalah kita mendapat client dari situ, dan proses ini kita tidak harus membayar. Kita sudah terbiasa menggunakan social media. Untuk FB itu bagi saya tidak ada masalah, karena saya terbiasa menuliskan tentang hal hal brand di FB.
Selama satu bulanan kemarean, begitu kita merubah content di instagram, yang terjadi adalah bertambah target market yang sesuai. Untuk saat ini jika membahas motivasi juga sepertinya percuma, sebab realitanya memang kondisi kita dimana mana seperti itu (sulit) maka saya mencoba menyembuhkan kondisi sendiri dengan mempromote apa yang kita punya.
4. Kolaborasi dengan produk teman. Misal kita bundling, membantu mensinergikan produk teman. Contohnya adalah misal produk yang laku dibundling dengan produk yang kurang terkenal. Jadi saat membeli produk A, dengan menambahi sedikit biaya, maka akan dapat produk B. Ada produk teman yang kurang laku. Ini yang bisa dilakukan, maka akan ada saling berkaitan. Ini yang bisa dilakukan oleh teman teman.
Cara-cara tadi bisa meminimalis budget, selain promosi yang disampaikan melalui cara cara online, misal mungkin kita lagi kepepet tidak ada kuota, maka disini kita juga memakai cara offline.
1. Cara offline kita masih cara lama, di Jember buat kolaborasi bisnis bareng banyak offline, dengan canvasing, sales digaji dari kita patungan dan juga untuk membayar driver agar customer tidak dibebebani dengan ongkir. Dari hasil patungan ini menjadi kesepakatan bahwa ini salah satu chanel ofline yang kita lakukan.
2. Kalau di jember ada CFD, ada beberapa tempat yang membuat CFD masing masing, karean CFD masih dilarang. Sudah dilakukan perhari ini. Ada yang dilakukan di perumahan tertentu.
Hari ini sudah kita lakukan, mulainya minggu lalu dan untuk sales sudah dari hari senin depan.
Metode lama yang masih dipakai adalah, sebar fliyer di target market. Ini dibilang kuno bagi sebagian kawan kawan, tapi masih dilakukan indomaret dan alfamaret sampai sekarang. Ini berlaku untuk produk barang dan jasa. Dan ini terbukti efektif, dengana adanya leaflet orang paham bahwa kita ada menawarkan sesuatu, ada penjualan, dan ada promo.
Pemateri kedua yaitu, Ricky Hartono Putra menjabarkan kisahnya sebagai berikut:
“Umur 11 tahun sudah yatim, Bapak saya meninggal tahun 2004, tapi tahun 2003 kita sekeluarga sudah berangkat naik haji. Saya adalah Haji terkecil se NTB, yaitu naik haji usia 10 tahun. Nah, setahun setelah berhaji itulah Bapak dipanggil Allah. Dan disiinilah kita belajar, bahwa rencana Allah pasti lebih baik daripada rencana manusia. Prinsip ini saya yakin hingga sekarang”.
“Pertama saya usaha adalah ketika masih SD. Saya sudah usaha kelereng, main kelereng, menang, lalu dijual. Seperti itulah. Uang saku saya waktu SD ada sekitar seribu hinga dua ribu. Saat SD saya itu gendut, biasanya pulang sekolah suka beli cemilan, beli cilok, Dari hasil jual kelereng tazoz, dll itu bisa belanja harian untuk beli cilok”.
Ketika SMP ada acara ulang tahun sekolah, ada even ulang tahun sekolah, libur 3 hari, saya jualan oky jelly drink, modalnya itu saya belanja Rp. 24.000, saya menjualnya bisa sampai Rp. 40.000, maka untungnya 100 %. Uang hasil penjualan saya kumpulkan. Maka, waktu di SMP saya sudah bisa beli motor supra X walaupun itu masih dibantu juga orang tua.
“Berlanjut saat SMA pada tahun 2009, saya menerapkan system palu gada. Apa yang diperlukan, saya carikan. Contohnya power balance, case BB, jual gambar dll. Ada orang yang order, saya carikan. Setelah SMA barulah ikut seminar bisnis, cara gila jadi pengusaha. Purdi M Candra. Saya Ikut seminar itu.”
“Alasan saya bisnis adalah Saya sejak SMA ingin bisnis, tapi kuatir terganggu, maka dulu saya bisnis seadanya, lulus SMA baru ikut seminar Purdi E Candra, Seminar yang temanya CARA GILA JADI PENGUSAHA. Dari sanalah saya berani memulai bisnis. Seminarnya biayanya Rp 300.000, lalu Ikut workshopnya 3 juta dimana uangnya pinjam dari ortu.”
“Tahun 2010 saya Bisnis nasi puyung juga saya lakukan. Di seminar Purdi Chandra dikatakan, jika kita tidak punya modal, maka kita cari orang yang punya modal. Jika tidak punya tempat, maka baiknya kita cari partner yang punya tempat. Lalu saya kerjasama dengan yang punya barang, dan punya tempat atau lokasi, dengan system kelola. Zaman itu nasi puyung sudah banyak di Mataram, tapi yang asli Inak Isun belum ada. Akhirnya saya menawarkan Inak Isun mengelola Nasi Puyungnya dengan dijual di Mataram. Sistemnya perporsi, misal satu porsi dijual Rp. 8.000, saya dapat 1.500. Lalu teman saya punya modal satu juta untuk beli perlengkapan piring dan lain lain. Lalu tempatpun diusahakan.”
“Tapi bisnis pertama kita itu tidak ada hitam diatas putih, hari pertama gratis, hari kedua sampai ke lima naik 200 porsi perhari, lalu kita masukkan Teh botol, bisa sampai 100 botol perhari. Sampai yang stabil bisa 500 porsi.”
“Itulah binsnis, tidak ada hitam di atas putih, bisa 25 juta untung sebulan, karena keuntungannya menggiurkan, akhirnya yang punya tempat menguasai, yang punya modal kini sudah jadi kontraktor no 2 di NTB setelah Parindo. Dan kemaren dia cerita, keuntungannya setahun sampai 6 M. Kemudian karena difitnah, akhirnya saya meninggalkan bisnis nasi inak isun. Dan setelah enam bulan saya tinggalkan, saya dengar bisnis saya dan teman saya itupun tutup.”
“Lalu akhirnya saya bisnis hape dan BB, itu 2010, setelah itu saya ikut seminar mas Ippho Santosa, saya saat itu masih punya tabungan Rp 1.700.000, konsep sedekah mas Ipho menjadikan saya sedekah kambing. Saya beli kambing seharga 1,4 juta. Jadinya uang saya sisa 300 ribu. dengan mdoal 300 ribu saya jalankan online shop, dan berkembanglah bisnis hape ini.”
“Setelah terkumpul 50 juta. Lantas kena tipu 50 juta, dimana pada uang sebanyak 50 juta tersebut ada uang teman yang ikutan menambahkan modal, saya frustasi, 3 hari di dalam kamar, lalu saya cerita ke ibu kalau kena tipu 50 juta.”
“Bos saya itu tinggal di Batam. Dimana pada tahun 2010 saya sudah ke Batam dan sudah pernah diajak ke Singapore. Saya sudah percaya sekali dengan Bos saya ini, saya kena tipu 50 juta oleh dia, lalu bos saya ini ketipu 300 juta oleh bosnya lagi yang diatasnya.”
“Saat itu pilhannya hanya dua. Jika saya berhenti, maka saya tidak bisa sampai posisi saat ini. Jika saya lanjut, saya masih memiliki impian dan cita cita yang besar, bagaimana caranya agar saya bisa jadi sukses, agar saya punya konter besar dan saya bisa membantu banyak orang”. “Akhirnya saya mulai dengan modal minus. Dari kepercayaan teman, terkumpulah uang 10 juta, akhirnya buat konter offline di garasi rumah.”
Di tengah Pembicaraan, Founder Pesantren Digital mengambil saripati perjalanan bisnis Mas Rcky dengan point point sebagai berikut.
Bahwa untuk mencapai posisi mas Ricky sekarang ada perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan. Pengorbanan yang paling besar adalah bagaiamana agar Mas Ricky menjaga konsistensi impiannya. Tiga point yang bisa dicaatat dari kisah Ricky adalah
1. Konsep membangun bisnis, ga punya modal, cari orang yang punya modal, ga punya produk, cari orang yang punya produk, ga punya tempat, cari orang yang punya tempat. Jika kita tidak memiliki apapun, namun kita memiliki keyakinan yang kuat, maka keyakinan itu akan menggiring kita pada yang kita yakini.
2. Saat menghadapi masalah, mas Ricki cerita pada ibunya. Kalau kalian masih punya ibu,maka banyaklah meminta doa dari beliau. Rasulullah SAW bersabda “doa seorang ibu sama seperti doa nabi pada umatnya. Ketahuliah, Ibu kita senang kalau kita curhat padanya walaupun mungkin ibu kita tidak mengerti apa masalah kita. Curhat tentu tidak sekadar mengeluh. Minimal kita minta doa pada ibu.
3. Mimpi luar biasa, mimpi yang mampu membuat bangkit untuk menghadapi yang terjadi dari situasi yang dihadapi. Mulai dari ditikam, dibohongi, ditipu teman.
Ketika ditanya oleh Khairul Mahfudz “Bagaimana rasanya sekarang ketka dipercaya oleh pemrov NTB untuk mengelola NTB mall dan pertanyaan kedua. “Sempat tidak terbayang akan mendapat amanah besar untuk mengelola kantin UNRAM?
Jawaban Mas Ricky “Perasaan saya sih Saya selalu bersyukur Alhamdulillah dengan posisi yang saya capai saya ini. Sebab dalam beberapa minggu ini saya bertemu dengan orang orang yang luar biasa. Minggu Kemaren bertemu dengan pak Farid, orang no 1 NTB. Lalu Hari Rabu kemaren ketua HIPMI NTB dicabut, dan saya ditunjuk untuk menjaid katekernya. Saat ketua BPP HIPMI Maming mau datang tanggal 3, namun dari kabar, dia positif covid dan isolasi mandiri di Bali.”
“50 juta saya raib tahun 2011, 2012 saya punya konter di luar, 2013 tgl 3 maret kebobolan konter sekitar 300 juta. Ludes. Barang counter nol, dan masih ada minus 50 juta. Namun saya punya mimpi tahun 2013 saya ingin Umroh di bulan suci. Melalui niat ini saya juga sadar bahwa Allah selau memberi jawaban itu di titik titik terakhir. Yang penting kita yakin doa kita beriman, kita pasti dikasih.”
Lalu ada teman cari ruko, dan kemudian dia menanyakan ruko ibu saya, Dari ibu ibu melepas dengan harga 500 juta, namun saya menjual seharga 525 juta lalu saya dapat fee 25 juta, lalu saya daftar umroh, dan untuk berangkat umroh saat itu juga penuh perjuangan , karena saat itu pendaftaran umroh sudah close.
Ketika umroh saya hanya fokus ibadah, tidak memikirkan bisnis sama sekali. Ada hajat saya yang ingin saya tunaikan, seperti mencium hajar aswar 7 kali, ke mulatzam, dan setiap tawaf saya bawa proposal hidup saya seprti saran kakek Jamil azzaini.
Isi proposal saya waktu itu, Ya Allah, saya kondisi minus, dan tidak ada yang mungkin bagimu, saya ingin punya tanah 1 hektar, saya ingin punya ruko 10 lokal, punya omset 1 M.
Setelah pulang umroh, ada tawaran ruko, akhirnya menjadi 2 lokal. Di awal desember ada grand opening. Lalu ada peningkatan omset penjualan dari 300 juta menuju 1 M. Jadi kita yakin saja, dibalik kesulitan ada kemudahan.
2012 bangun yayasan, lalu tahun 2016 saya hibakan rumah untuk menjadi rumah tahfidz . Dan juga saat ini lagi berusaha hijrah, dengan melunasi hutang di bank. Ide NTB Mall ini hanya satu minggu dan tanggal 17 Agustus sudah launching.
Pandemi memang melanda semua seKtor, sayapun terkena dampaknya. Usaha kuliner saya yang seharunya launching jadinya dipending 3 bulan. Ketika kita punya keyakinan, Allah tidak pernah menguji hambanya di luar kemampuannya. Jadi saat kita punya goal, kita harus punya keyakinan pada Allah.
Ketika sesi Tanya jawab, seorang penanya yaitu Braderkay bertanya “Apa hal kecil yang merupakan kebiasaan positif yang tidak pernah ditinggalkan selama hidup?.
“Kebiasaan yang Saya terapnkan untuk karyawan saya yaitu ngaji, doa pagi, baru buka toko. Sedangkan untuk diri saya, Alhamdulillah selalu menerapkan shalat dhuha. Selain itu saya berusaha selalu mewujudkan keyakinan akan goal saya.
Salah satu goal saya yang mulai terlihat jalannya adalah NTB Mall, dimana ini nanti memfasilitasi UMKM untuk berkembang dan saya bisa menciptakan banyak pengusaha disini dengan pengalaman yang saya punya.
Dimana bagi saya, hidup bukan sendiri, tetapi hhidup agar bermanfaat bagi banyak orang. Sebab jika kita hanya menumpuk kekayaan saja, maka itu tidak akan membuat kita bahagia, namun jika kita membantu ornag dan membuat dia sukses, maka itulah kebanggan kita sebagai manusia.